THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

bleach n plen

bleach n plen

Rabu, 25 Februari 2009

Page 1

Katak Tanpa Paru-Paru Ditemukan di Kalimantan
Saturday, 12 April 2008
Singapura - Surya-Spesies baru katak tanpa paru-paru (Barbourula kalimantanensis) ditemukan di pedalaman hutan
Kalimantan
. Penemuan itu sebenarnya Agustus tahun lalu namun baru dipublikasikan pekan ini. Penemunya ahli biologi David
Bickford dari Universitas Nasional Singapura dan Djoko Iskandar, ilmuwan ITB yang pertama kali mendengar tentang
katak itu pada 1978. Ilmuwan dari ITB yang menemani Bickford dalam ekspedisi itu pertama kali mendengar soal
mahkluk aneh tersebut 30 tahun lalu.
Melalui pembedahan terhadap delapan katak, Iskandar menemukan kodok itu bernapas menggunakan seluruh
permukaan kulitnya karena tak memiliki paru-paru.
Bernapas melalui kulit sebenarnya dilakukan semua jenis kodok, namun spesies Barbourula kalimantanensis ini katak
pertama yang sama sekali tak berparu-paru.
Organ-organ dalam yang lain seperti perut, hati, dan liver mengambil tempat yang biasanya ditempati paru-paru. Karena
memiliki paru-paru, katak ini bisa memipihkan tubuh untuk menyerap oksigen dan menjaga agar tidak terhanyut.
Katak itu disebutkan menghilangkan paru-paru selama jutaan tahun terakhir untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
sungai berair deras yang dingin di hutan hujan Kalimantan. Air dingin mengandung lebih banyak oksigen sehingga
memungkinkan katak ini bernapas melalui kulit.
Hanya ada tiga binatang ampibi yang diketahui bernapas tanpa paru-paru, yaitu dua spesies salamander dan satu
spesies cacing tanah yang dikenal dengan nama caecilian.
Kodok ini seperti kue, hampir sepenuhnya datar. Jadi ketika mengambilnya dari air, Anda akan segera tahu kalau
binatang ini aneh,” sahut Bickford lagi. “Tapi seperti kodok bangkong, ini terlihat jelek tapi lucu.”
Meski banyak binatang memiliki organ yang tak lagi berguna, seperti usus buntu di tubuh manusia, namun mereka
biasanya tetap mempertahankan agar tidak hilang sepenuhnya. “Jadi pasti ada efek buruk yang besar sehingga
mereka membiarkan paru-parunya hilang,” tambah Bickford.
Dia yakin bahwa paru-paru telah membuat keturunan kodok itu terlalu ringan di air yang mengalir deras sehingga
meningkatkan risiko terbawa aliran air. Kondisi tanpa paru-paru itu membuatnya tak bisa bertahan hidup di darat atau air
tenang.
Ratusan spesies baru serangga, binatang, maupun tanaman telah ditemukan di Kalimantan, di mana rata-rata ada satu
temuan baru setiap bulannya. Penemuan eksotis lain yang terjadi belum lama ini di antaranya adalah kodok beracun,
lele yang bisa berjalan di darat dalam jarak cukup jauh, serta lele dengan kulit transparan. afp/van

0 komentar: